Kita mudah
merasa kesal kepada orang yang kita cintai, jika kita mengingat
kesalahannya, dan mengulangi pedihnya hati kita saat itu.
Tetapi,
Hati kita akan menghangat dengan
kasih sayang jika kita memilih untuk mengingat kebaikan dan pengorbanan
yang diberikannya untuk mendapatkan kita sebagai kekasihnya, dan
kegembiraan saat kita mengejutkannya dengan hadiah sederhana tapi yang
sangat disukainya.
Cinta dan kebahagiaan ..., keindahannya ditentukan oleh keindahan hati dan pikiran kita.
Mario Teguh
Ketulusan cinta sesorang dapat dinilai dari kesediaannya untuk mendengarkan.
Dia pendengar yang baik, bukan karena tidak ada yang bisa dikatakannya.
Dia mendengarkan dengan baik,
karena keinginannya untuk membahagiakan jiwa yang dicintainya itu, lebih
besar daripada kesenangan yang mungkin bisa didapatnya dari
membisingkan dunia dengan kata-kata yang belum tentu membahagiakan
kecintaan hatinya.
Pendengar yang baik adalah pengomel yang didiamkan oleh cinta.
Mario Teguh
Adik-adik saya yang baik hatinya,
Saya ulangi ya?
Cinta adalah campuran menggamangkan
antara kemuliaan dan kebinatangan.
Jika kebaikan berkuasa dalam cinta,
maka harapkanlah kehidupan seindah surga
yang akan dibangun oleh cinta
dan kesetiaan antaramu berdua.
Tapi, jika keburukan yang memimpin,
maka bersiap-siaplah bagi kehidupan
yang pedih karena dikoyak oleh nafsu
dan dihinakan oleh pengkhianatan.
Cinta tanpa kemuliaan, hanya akan menyiksa.
Maka indahkanlah pekertimu.
Mario Teguh
Tidak ada perasaan yang bisa disebut sebagai cinta, jika ia tidak dibuktikan dalam penghormatan.
Jika dia tidak menghormatimu, maka apa pun yang dikatakannya bukanlah cinta, tapi jalan dan cara penipuan.
Maka kecewa dan sakit hatilah sebentar, lalu segera tegarkan dan siapkanlah dirimu bagi cinta yang baru dan yang lebih jujur.
Sabarlah.
Tuhan mengetahui kepedihan hatimu, bahkan jauh sebelum rasa sakit itu mulai menyayat.
Dan Tuhanlah yang menetapkan bahwa keindahan masa depanmu hanya sesuai dengan keindahan hati dan dirimu.
Cinta adalah pemulia jiwa yang tegas memelihara kebaikan dirinya.
Mario Teguh
No comments:
Post a Comment